Rabu, 15 November 2017

Tahapan Penelitian Metode ISM

Bagian pertama dari penelitian ini adalah melakukan pemodelan. Model akan ditampilkan secara grafis dengan memuat elemen-elemen dan hubungan relasinya menggunakan metode Interpretative Structural Modeling (ISM). Dalam hal ini ISM menganalisis elemen-elemen sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafis dari hubungan langsung antara elemen dan tingkat hierarki. Dalam pemodelan terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1.      Identifikasi elemen, pada tahap ini elemen sistem diidentifikasi dan didaftar. Elemen dapat diidentifikasi melalui penelitian, diskusi, ataupun cara lain.
2.      Hubungan kontekstual, yaitu menghubungkan elemen yang dikembangkan berdasarkan tujuan pemodelan.
3.      Matriks interaksi tunggal (structural self interaction matrix-SSIM) yang dibentuk berdasarkan pada persepsi responden terhadap hubungan elemen yang dinilai. Digunakan empat simbol untuk mewakili tipe hubungan, kendala 1 (Ei) sedangkan kendala 2 (Ej):
·         V : kendala (1) mempengaruhi kendala (2), tetapi tidak sebaliknya.
·         A : kendala (2) mempengaruhi kendala (1) tetapi tidak sebaliknya.
·         X : kendala (1) dan kendala (2) saling mempengaruhi.
·         O : kendala (1) dan kendala (2) tidak saling mempengaruhi.
4.      Matriks Reachability (Reachability Matrix / RM), dibentuk dengan mengubah simbol-simbol SSIM kedalam matriks biner. Dengan aturan untuk mengkonversikannya:
·         V:eij = 1 ; eij = 0
·         A: eij = 0; eij = 1
·         X: eij = 1; eij = 1
·         O: eij = 0; eij = 0
Rm awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect reachability, yaitu jika Eij= 1 dan Ejk= 1 maka Eik= 1.
5.      Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengidentifikasi elemen-elemen dalam level-level yang berbeda dari struktur ISM. Untuk tujuan ini, dus perangkat diasosiasikan dengan tiap elemen Ei dari sistem: Reachability set (Ri) adalah sebuah set dari seluruh elemen yang dapat dicapai dari elemen Ei, dan Antecedent set (Ai) adalah sebuah set dari seluruh elemen dimana elemen Ei dapat dicapai. Pada iterasi pertama seluruh elemen, dimana Ri =Ri ∩ Ai adalah elemen-elemen level 1. Pada iterasi-iterasi berikutnya elemen- elemen diidentifikasi seperti elemen-elemen level dalam iterasi-iterasi sebelumnya dihilangkan, dan elemen-elemen baru diseleksi untuk level- level berikutnya dengan menggunakan aturan yang sama. Selanjutnya, seluruh elemen-elemen sistem dikelompokkan ke dalam level-level yang berbeda.
6.      Matriks Canonnical (Canonnical Matrix) yakni mengelompokkan elemen- elemen dalam level yang sama mengembangkan matriks ini. Matriks resultan memiliki sebagian besar dari elemen-elemen triangular yang lebih tinggi adalah 0 dan terendah 1. Matriks ini selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan diagraph.
7.      Diagraph merupakan konsep yang berasal dari Directional Graph, yakni sebuah grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung dan level hierarki. Diagraph awal dipersiapkan dalam basis matriks canonical. Graph awal tersebut selanjutnya dipotong dengan memindahkan semua komponen yang transitif untuk membentuk diagraph akhir.

8.      Interpretive Structural Modeling: ISM dibangkitkan dengan memindahkan seluruh jumlah elemen dengan deskripsi elemen aktual. Oleh sebab itu ISM memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen-elemen sistem dan alur hubungannya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar