Selasa, 11 Juli 2017

Elemen dan Subelemen dalam Metode ISM

Setiap elemen dijabarkan menjadi sejumlah sub-elemen. Hal ini berfungsi untuk memudahkan dalam penetapan hubungan konseptual antar sub-elemen yang didalamnya terdapat suatu pengarahan yang menuju pada perbandingan berpasangan yang menggambarkan hubungan antara subelemen yang dilakukan oleh pakar. Pakar yang digunakan sebagai narasumber disini harus lebih dari satu, agar elemen dapat kita bandingkan. Penilaian hubungan menggunakan symbol sebagai berikut:
V:eij = 1 ; eij = 0
A: eij = 0; eij = 1
X: eij = 1; eij = 1
O: eij = 0; eij = 0
Eij = 1 artinya ada hubungan kontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j, sedangkan Eij = 0 adalah tidak ada hubungan kontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j. Hasil penilaian tersusun dalam Structural Self Interaaction Matrix (SSIM) yang dibuat dalam bentuk Reachability Matrix (RM) dengan merubah V,A,X,O dengan bilangan 0 dan 1. Matriks tersebut kemudian dikoreksi hingga menjadi matriks tertutup yang memenuhi aturan transitivy. Yang dimaksud dengan transitivy adalah kelengkapan dari lingkaran sebab-akibat (causal-loop), kemudian diolah untuk menetapkan pilihan jenjang (level partition).
Klasifikasi subelemen mengacu pada hasil olahan dari Reachability Matriks ( RM) yang telah memenuhi aturan transitivitas. Hasil olahan tersebut didapatkan nilai Driver-Power (DP) dan nilai Dependence (D) untuk menentukan klasifikasi subelemen. Secara garis besar klasifikasi sub-elemen digolongkan dalam
4 sektor yaitu:
·      Autonomous-S1 : Weak driver-weak dependent (sub-elemen yang sedikit terkait dengan sistem).
·      Dependent-S2 : Weak driver-strong dependent (Sub-elemen yang tidak bebas).
·      Linkage-S3 : Strong driver-strong dependent (sub-elemen yang sensitif dan tidak stabil).

·      Independent-S4 : Strong driver-weak dependent (sub-elemen yang bebas), yang merupakan sub-elemen paling kuat, sehingga merupakan sub-elemen kunci.