Selasa, 29 Desember 2015

[SEKOLAH METODOLOGI PENELITIAN 2016] PELATIHAN METODE AHP, ANP, DEA, ISM, SEM



BOGOR [11-15 JANUARI 2016]
BANDUNG [18-22 JANUARI 2016]
TASIKMALAYA [25-29 JANUARI 2016]


SEKOLAH METODOLOGI PENELITIAN adalah program baru dari SMART Consulting (lembaga riset yang khusus bergerak di bidang pengembangan metode riset) dalam rangka sharing knowledge dalam hal metodologi penelitian baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Untuk angkatan pertama, kami adakan di 3 kota berikut: Bogor, Bandung dan Tasikmalaya. Untuk metode riset yang akan disampaikan ada 5 metode yaitu: Analytical Hierarchy Process (AHP), Analytical Network Process (ANP), Data Envelopment Analysis (DEA), Interpretive Structural Modeling (ISM) dan Structural Equation Model (SEM).

Program ini berbentuk training dengan peserta terbatas, dengan target para dosen, peneliti, mahasiswa pascasarjana dan pihak lain yang ingin mendalami metode-metode penelitian. Tools-tools yang akan dipelajari antara lain: Expert Choice (AHP), SuperDecision (ANP), MaxDEA dan Banxia Frontier (DEA), dDSS Decision Support System (ISM) dan Lisrel (SEM). Seluruh tools ini akan diberikan free kepada para peserta program.

Kamis, 17 Desember 2015

Contoh Analisis Kelembagaan dengan ISM

Analisis struktur untuk mengembangkan agroindustri mangga Arumanis segar dan olahan di Kabupaten Probolinggo sebagai produk yang optimal perlu didukung oleh kelembagaan yang memadai. Dalam penelitian ini, elemen struktur kelembagaan dibatasi pada beberapa pelaku yang dianggap cukup berperan dalam kelembagaan agroindustri mangga Arumanis segar dan olahan, yaitu : 1) Lembaga Perguruan Tinggi, 2) Dinas Pertanian, 3) Perbankan, 4) Pengusaha Agoindustri Mangga Arumanis Skala Kecil dan Menengah, 5) Kluster, 6) Kadin, 7) Pedagang Perantara (Agen), 8) Disperindag, dan  9) Koperasi.
             Hasil analisis kelembagaan secara struktural dengan teknik ISM disajikan pada Gambar 2, bahwa elemen kunci kelembagaan adalah Disperindag (8). Hal ini menunjukkan bahwa, keberhasilan pengembangan agroindustri mangga Arumanis segar dan olahan di Kabupaten Probolinggo sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) dalam menetapkan kebijakan yang dimiliki.
             Sedangkan pihak  Lembaga Perguruan Tinggi (1), Dinas Pertanian (2), Perbankan (3), Pengusaha Agroindustri Mangga Arumanis Skala Kecil dan Menengah (4), Pedagang Perantara (Agen) (7), dan Koperasi (9) termasuk dalam sektor III. Elemen-elemen pada sektor III ini merupakan peubah yang harus dikaji secara hati-hati, sebab hubungan antar peubah tidak stabil dan dapat memberikan dampak berhasil tidaknya suatu pengembangan agroindustri mangga Arumanis segar dan olahan di Kabupaten Probolinggo. Hal ini berarti aparat birokrasi di daerah harus mampu menciptakan iklim yang kondusif yang mendorong berkembangnya agroindustri, antara lain melalui kebijakan yang memihak kepada Pengusaha Agroindustri Mangga Arumanis Skala Kecil dan Menengah. Lembaga Kluster dan Kadin terletak pada sektor II adalah peubah tidak bebas.