Bagian pertama
dari penelitian ini adalah melakukan pemodelan. Model akan ditampilkan secara
grafis dengan memuat elemen-elemen dan hubungan relasinya menggunakan metode Interpretative
Structural Modeling (ISM). Dalam hal ini ISM menganalisis elemen-elemen
sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafis dari hubungan langsung antara
elemen dan tingkat hierarki. Dalam pemodelan terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1. Identifikasi
elemen, pada tahap ini elemen sistem diidentifikasi dan didaftar. Elemen dapat
diidentifikasi melalui penelitian, diskusi, ataupun cara lain.
2. Hubungan
kontekstual, yaitu menghubungkan elemen yang dikembangkan berdasarkan tujuan
pemodelan.
3. Matriks
interaksi tunggal (structural self interaction matrix-SSIM) yang dibentuk
berdasarkan pada persepsi responden terhadap hubungan elemen yang dinilai.
Digunakan empat simbol untuk mewakili tipe hubungan, kendala 1 (Ei)
sedangkan kendala 2 (Ej):
·
V : kendala (1)
mempengaruhi kendala (2), tetapi tidak sebaliknya.
·
A : kendala (2)
mempengaruhi kendala (1) tetapi tidak sebaliknya.
·
X : kendala (1)
dan kendala (2) saling mempengaruhi.
·
O : kendala (1)
dan kendala (2) tidak saling mempengaruhi.
·
V:eij
= 1 ; eij = 0
·
A: eij
= 0; eij = 1
·
X: eij
= 1; eij = 1
·
O: eij
= 0; eij = 0
Rm
awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect reachability,
yaitu jika Eij= 1 dan Ejk= 1 maka Eik= 1.
5. Tingkat
partisipasi dilakukan untuk mengidentifikasi elemen-elemen dalam level-level
yang berbeda dari struktur ISM. Untuk tujuan ini, dus perangkat diasosiasikan
dengan tiap elemen Ei dari sistem: Reachability set (Ri) adalah sebuah set dari
seluruh elemen yang dapat dicapai dari elemen Ei, dan Antecedent set (Ai)
adalah sebuah set dari seluruh elemen dimana elemen Ei dapat dicapai. Pada
iterasi pertama seluruh elemen, dimana Ri =Ri ∩ Ai adalah elemen-elemen level
1. Pada iterasi-iterasi berikutnya elemen- elemen diidentifikasi seperti
elemen-elemen level dalam iterasi-iterasi sebelumnya dihilangkan, dan
elemen-elemen baru diseleksi untuk level- level berikutnya dengan menggunakan
aturan yang sama. Selanjutnya, seluruh elemen-elemen sistem dikelompokkan ke
dalam level-level yang berbeda.
6. Matriks
Canonnical (Canonnical Matrix) yakni mengelompokkan elemen- elemen dalam level
yang sama mengembangkan matriks ini. Matriks resultan memiliki sebagian besar
dari elemen-elemen triangular yang lebih tinggi adalah 0 dan terendah 1.
Matriks ini selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan diagraph.
7. Diagraph
merupakan konsep yang berasal dari Directional Graph, yakni sebuah grafik dari
elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung dan level hierarki.
Diagraph awal dipersiapkan dalam basis matriks canonical. Graph awal tersebut
selanjutnya dipotong dengan memindahkan semua komponen yang transitif untuk
membentuk diagraph akhir.
8. Interpretive
Structural Modeling: ISM dibangkitkan dengan memindahkan seluruh jumlah elemen
dengan deskripsi elemen aktual. Oleh sebab itu ISM memberikan gambaran yang
sangat jelas dari elemen-elemen sistem dan alur hubungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar