Selasa, 21 April 2015

Kasus ISM dalam Industrialisasi Pertanian

Sebagai contoh kasus dikaji aplikasi pada telaah strategi industrialisasi pertanian di daerah tertinggal (Eriyanto,  1996).   Industrialisasian pertanian adalah pendirian argoindustri di pedesaan berbasis komoditi pertaniaan,  dalam rangka meningkatkan nilai tambah pendapatan petani/nelayan.   Yang dimsksud daerah tertinggal adalah seperti pulau-pulau terpencil,  wilayah perbatasan,  serta daerah yang minim infrastruktur,  baik itu listrik dan transportasi.
                Dari 9 elemen hasil deliniasi program pilihan no. 5 yaitu tujuan program.   Setelah konsultasi  group  pakar dan wawncara yang mendalam secara lintas sektoral,  maka dari elemen tujuan yang diuraikan didapat 12 sub-elemen, yaitu :
1.           Rancanganan bangunan peralatan dan mesin yang efisien
2.           Mempergunakan bahan baku secara optimal
3.            Melakukan alih teknologi budidaya
4.           Aplikasi teknologi tepet guna untuk industri pedesaan
5.           Melaksanakan konservasi sumberdaya alam
6.           Meningkatkan kualitas produk
7.           Memberikan suplai bahan baku industri yang cukup dan berkesinambungan
8.           Membangun infrastruktur yang memadai
9.           Membina lembaga keuangan modal alternative
10.         Mengembangkan kebijakan iklim usaha
11.         Membina tenaga kerja industri  (SDM)
12.         Meningkatkan produk ekspor dan substitusi impor

Setelah menetapkan kedua belas sub-elemen tujuan tersebut kemudian dilakukan expert survey, dan dari masukan para pakar dan praktisi sebagai panelis disusunlah SSIM sebagaimana pada (Gambar  7-2).   Kemudian dibuat RM (Gambar  7-3)  dan dilakukan proses pengecekan Aturan Transivity  sampai didapatkan final  SSIM  (Gambar  7-4)  dan final RM  (Gambar  7-5).
Setelah dilakukan proses analisis melalui jalur teknik  ISM  maka akan dihasilkan :
1)            Struktur sistem dari setiap elemen (Gambar  7-6)
2)           Rank dan Hirarki dari sub-elemen pada setiap elemen
3)           Klasifikasi sub-elemen pada empat kategori peubah  (Gambar  7-7).
               Setelah meletakan dasar struktur  dengan ISM, selanjutnya dipostulasikan tiga tahap penyelesaian lanjutan yaitu :
1)           Kreatifitas : dimana kehendak, perhatian dan persoalan dari si pengambil keputusan dikemukakan melalui  pemanfaatan dari metafon yang bertindak sebagai penyaring dan juga memberikan pendalaman terhadap situasi masalahnya.
2)           Pilihan  (choice: yaitu identifikasi dari sistem yang tetap berdasarkan isu/perihal yang terbuka sewaktu tahap pertama.   Pada tahap ini terjadilah keterkaitan dengan konsep  ‘’System of Systems Methodelogies’’ dari Total System Intervention (TSI).
3)           Implementasi :   disinilah metafor yang dominan dan menentuka sekaligus metodelogi sistem yang bersangkutan, harus berfungsi untuk menjamin perubahan organisasional yang terkoordinir dan efektif.