Setiap
elemen dijabarkan menjadi sejumlah sub-elemen. Hal ini berfungsi untuk
memudahkan dalam penetapan hubungan konseptual antar sub-elemen yang didalamnya
terdapat suatu pengarahan yang menuju pada perbandingan berpasangan yang
menggambarkan hubungan antara subelemen yang dilakukan oleh pakar. Pakar yang
digunakan sebagai narasumber disini harus lebih dari satu, agar elemen dapat
kita bandingkan. Penilaian hubungan menggunakan symbol sebagai berikut:
V:eij = 1 ; eij = 0
A: eij = 0; eij = 1
X: eij = 1; eij = 1
O: eij = 0; eij = 0
Eij = 1 artinya ada hubungan kontekstual
antara subelemen ke-i dan ke-j, sedangkan Eij = 0 adalah tidak ada
hubungan kontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j. Hasil penilaian tersusun
dalam Structural Self Interaaction Matrix (SSIM) yang dibuat dalam bentuk Reachability
Matrix (RM) dengan merubah V,A,X,O dengan bilangan 0 dan 1. Matriks
tersebut kemudian dikoreksi hingga menjadi matriks tertutup yang memenuhi
aturan transitivy. Yang dimaksud dengan transitivy adalah kelengkapan
dari lingkaran sebab-akibat (causal-loop), kemudian diolah untuk
menetapkan pilihan jenjang (level partition).
Klasifikasi subelemen mengacu pada hasil olahan dari Reachability Matriks
( RM) yang telah memenuhi aturan transitivitas. Hasil olahan tersebut
didapatkan nilai Driver-Power
(DP) dan nilai Dependence
(D) untuk menentukan klasifikasi subelemen. Secara garis besar klasifikasi sub-elemen digolongkan dalam
4 sektor yaitu:
· Autonomous-S1 : Weak
driver-weak dependent (sub-elemen yang sedikit terkait dengan sistem).
· Dependent-S2 : Weak
driver-strong dependent (Sub-elemen yang tidak bebas).
· Linkage-S3 : Strong
driver-strong dependent (sub-elemen yang sensitif dan tidak stabil).
· Independent-S4 : Strong
driver-weak dependent (sub-elemen yang bebas), yang merupakan sub-elemen
paling kuat, sehingga merupakan sub-elemen kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar