Struktur
dari suatu sistem berjenjang (hierarchial
system) diperelukan untuk lebih
menjelaskan pemahamaan dari perihal yang
dikaji. Pengertian dan pandangan tentang
jenjang ada berbagia macam, tergantung bagai mana
konsep tersebut digunakan. Istilah ‘’hierarchy’’ berasal dari kata yunani yaitu ‘’hieros’’
yang berarti suci dan ‘’arkho’’ yang berarti aturan. Pada formulasi modern jenjeng , diartikan
sebagai derajat dari tingkataan (ranking
of levels), dari beberapa
sub-ordinat terhadap lainnya; dengan anggapan berada pada suatu bentuk
struktur yang teratur (Rosser, 1994).
Penentuan tingkat jenjang mempunyai banyak pendekatan; dimana ada lima kriterianya. Kriteria pertama adalah kekuatan
pengikat (bond strength) di dalam dan antar kelompok atau
tingkat. Kriteria kedua adalah frekuensi
relatif dari oskilasi (guncangan), dimana tingkat yang lebih rendah lebih cepat
terguncang dari yang di atas. Kriteria
ketiga adalah konteks (context),
dimana tingkat yang lebih tinggi beroperasi pada jangka waktu yang lebih lambat pada ruang yang lebih
luas. Kriteria keempat adalah
liputan (containtment), artinya tingkat yang lebih tinggi mencakup
tingkat yang lebih rendah. Kriteria
terakhir adalah hubungan fungsional,
dimana tingkat yang lebih tinggi mempunyai peubah lambat yang
mempengaruhi peubah cepat di tingkat bawahnya.
Program
yang sedang ditelaah penjengjangan strukturnya,
dibagi menjadi elemen-elemen,
dimana di setiap elemem selanjutnya diuraikan menjadi sub-elemen. Untuk setiap elemen dilakukan pembagian
menjadi sub-elemen sampai dipandang memadai.
Studi dalam perancangan program yang saling terkait memberikan
pengertian mendalam terhadap berbagai elemen dan peranan kelembagaan, guna mencapai solusi yang lebih baik dan
mudah diterima. Teknik ISM memberikan
basis analisa program dimana informasi yang dihasilkan sangat berguna dalam
formulasi kebijakan serta perancangan strategis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar