Pendekatan Interpretive
Structural Modeling (ISM) merupakan metode dalam pengambilan keputusan dari
situasi yang kompleks dengan menghubungkan dan mengorganisasi ide dalam peta map
visual. Ide dasarnya adalah menggunakan ahli yang berpengalaman dan pengetahuan
praktis untuk menguraikan sistem yang rumit menjadi beberapa sub-sistem
(elemen) dan membangun sebuah model struktural bertingkat. ISM sering digunakan
untuk memberikan pemahaman dasar situasi yang kompleks, serta menyusun tindakan
untuk memecahkan masalah (Gorvett and Liu, 2007).
Dalam pelaksanaan metode
ISM terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan para pakar (brainstorming) untuk
menjaring ide-ide yang terdiri dari orang-orang yang memahami konsep ISM,
mengerti masalah pengembangan wilayah, memiliki keahlian di bidang
perindustrian. Dari diskusi mengenai strategi pengembangan industri tersebut
diperoleh beberapa ide atau variabel yang akan diolah menggunakan ISM.
Langkah pertama dalam
pengolahan ISM adalah membuat Structural Self Interaction Matrix (SSIM),
di mana variabelvariabel tersebut dibuat hubungan konstektualnya dengan
menjadikan satu variabel i dan variabel j. Selanjutnya adalah
membuat reachibility matrix (RM) dengan mengubah V, A, X dan O dengan bilangan
1 dan 0.
Langkah terakhir adalah
membuat Canonical Matrix untuk menentukan level melalui iterasi. Setelah
tidak ada lagi irisan (intersection), selanjutnya dibuat model yang
dihasilkan oleh ISM yang merupakan suatu model untuk memecahkan masalah. Dari
model tersebut kemudian nantinya akan dibuat suatu road map pengembangan
industri (level).