Minggu, 11 Desember 2016
Selasa, 15 November 2016
Senin, 17 Oktober 2016
Kamis, 25 Agustus 2016
Minggu, 03 Juli 2016
One Week Training 2016 [Sekolah Metodologi Penelitian 8-12 Agustus 2016]
SEKOLAH METODOLOGI PENELITIAN ialah program terbaru dari SMART Consulting (lembaga riset yang khusus bergerak di bidang pengembangan metode riset) dalam rangka sharing knowledge dalam hal metodologi penelitian baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode beserta tools terapan yang akan disampaikan yaitu: Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan Expert Choice, Analytical Network Process (ANP) menggunakan Super Decisions, Data Envelopment Analysis (DEA) menggunakan Banxia Frontier dan MaxDEA, Interpretive Structural Modeling (ISM) menggunakan dDSS (Decision Support System) serta Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel. Program ini berbentuk pelatihan dengan peserta terbatas
DEA Training Description
Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan alat manajemen untuk mengevaluasi efisiensi suatu unit bisnis yang paling popular dewasa ini. Evaluasi efisiensi tidak hanya dapat dianalisa pada satu unit bisnis saja, namun bagi beberapa unit bisnis untuk dibandingkan satu sama lain lalu diketemukan mana yang memiliki efisiensi tertinggi, sehingga unit bisnis yang tidak efisien dapat merujuk pada unit bisnis yang efisien. Unit-unit bisnis yang akan dijadikan sebagai pengambilan keputusan dalam DEA disebut DMU (Decision Making Unit)/Unit Pengambilan Keputusan. Unit bisnis apapun dapat dianalisis kinerjanya dengan DEA seperti misalnya manufacturing units, departments of big organizations such as universities, school, bank branches, hospitals, power plants, police stations, tax offices, prisons, defense bases, a set of firms or even practicing individuals such as medical practitioners. Training ini cocok bagi siapa saja yang berkepentingan untuk mengukur efisiensi (kinerja) perusahaan, unit bisnis, organisasi agar mendapatkan gambaran bagaimana kondisi perusahaan saat ini, apakah sudah efisien atau belum. Jika belum efisien apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar mencapai titik efisien.
ISM Training Description
Interpretative Structural Modeling (ISM) merupakan salah satu teknik permodelan yang dikembangkan untuk perencanaan kebijakan strategis. ISM adalah proses pengkajian kelompok (group learning process) dimana model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem, melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknis ISM merupakan salah satu teknik permodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencanaan jangka panjang yang sering menerapkan langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik deskriptif. Interpretative Structural Modeling merupakan sebuah tool yang dapat menganalisa dan membantu untuk mengambil keputusan terhadap pemahaman atau ide dalam situasi yang rumit dengan cara mengelompokkan dan membuat link yang tertuang dalam sebuah peta. Proses pembuatan sebuah Interpretive Structural Modeling dapat pula dengan cara mengembangkan pengetahuan perorangan terhadap suatu permasalahan secara menyeluruh yang diambil dari proses diskusi atau sebuah analisa. Gabungan antara pengetahuan terhadap permasalahan yang dianalisa dengan susunan pemahaman terhadap permasalahan merupakan hal penting didalam membuat sebuah keputusan. Pengetahuan tersebut yang dibutuhkan dalam mengkomunikasikan sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang diinginkan.
Selasa, 17 Mei 2016
Kamis, 21 April 2016
Dasar Pemetaan dalam ISM
Pemetaan dasar yang menjadi bahan utama untuk analisis ISM
meliputi: Pertama, need analysis ‘analisis kebutuhan’ yang berperan
mengidentifikasi stakeholders, kebutuhan stakeholders tersebut yang bersifat
umum maupun khusus, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk komponen info dan
relevansinya terhadap masing-masing stakeholders, termasuk informasi tentang
kemungkinan adanya sinergi atau konflik dari suatu komponen info.
Hal kedua terkait dasar pemetaan dalam analisis ISM adalah
causal loop diagram atau ‘diagram lingkar sebab-akibat’ yang mencerminkan
interaksi sebab-akibat (positif atau negatif) diantara komponen-komponen info
yang dibuat secara menyeluruh dan/atau parsial untuk memberi penekanan terhadap
masalah tertentu.
Ketiga dan terakhir adalah black box diagram. Diagram kotak
hitam atau sering disebut diagram input-output yang mencerminkan proses
berbagai input (terkontrol, tidak terkontrol dan lingkungan) menjadi berbagai
output (yang dikehendaki dan tidak dikehendaki), serta feedback untuk manajemen
pengendaliannya.
Ketiga hal ini merupakan bagian penting dalam proses pemetaan dasar masalah yang nantinya kemudian menjadi bahan utama untuk analisis metode Interpretatitve Structural Modeling ini. Semakin lengkap ketiga hal ini dibuat, semakin baik pula model ISM yang menjadi rujukan nanti.
Sabtu, 19 Maret 2016
Konsep Rule-Based
Merepresentasikan pengetahuan (knowledge) dapat dilakukan
dengan cara rule-based atau dicerminkan oleh obyek-obyeknya. Rule ‘aturan’
adalah pernyataan kondisional yang berhubungan dengan aksi atau outcome dalam
kondisi tertentu. Pendekatan rule-based menggunakan aturan-aturan berbentuk IF-THEN
‘JIKA-MAKA’.
Rule-based expert system modern pada umumnya didasarkan pada
model pemecahan masalah manusia (Human Problem Solving) yang ditulis oleh Newel
dan Simon (1972) dalam bentuk memori jangka panjang (aturan-aturan), memori
jangka pendek (memori kerja) dan pemroses kognitif (mesin inferensi).
Rule-based expert system konvensional, menggunakan
pengetahuan ahli manusia untuk memecahkan permasalahan yang ada di dunia nyata
yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Pengetahuan ahli ini biasa
direpresentasikan dalam bentuk rules ‘aturan-aturan’ atau dalam bentuk data
dalam komputer.
Rule-based expert system terdiri dari sekumpulan
aturan-aturan yang dapat diaplikasikan berulangulang pada sekumpulan fakta.
Konsep-konsep penting yang digunakan dalam suatu system rule-based, antara
lain: a. Fakta merepresentasikan keadaan-keadaan yang menjelaskan situasi
tertentu dalam dunia nyata; b. Aturan merepresentasikan heuristics ‘heuristik’
yang menetapkan sekumpulan tindakan yang akan dilakukan dalam kondisi tertentu
dimaksud.
Rabu, 17 Februari 2016
Validasi Model dalam ISM
Untuk memperoleh model optimal, perlu dilakukan validasi
model. Proses validasi model kebijakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
berbagai kelemahan dan kekurangan dari model serta mengidentifikasi berbagai masalah
yang perlu diantisipasi terkait dengan penerapan kebijakan yang dirumuskan
(Eriyatno dan Sofyar, 2007). Proses uji validasi pada penelitian kebijakan
dilakukan terhadap 2 aspek, yaitu proses perumusan kebijakan dan produk
kebijakan.
Validasi produk kebijakan dilakukan melalui uji pendapat
pakar atau dilakukan dengan membandingkan produk kebijakan hasil penelitian
terhadap kebijakan yang sedang berjalan atau sudah dijalankan. Untuk verifikasi
proses perumusan kebijakan dilakukan terhadap metode yang digunakan dalam
pengembangan kebijakan.
Validasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
Sargent (1998) adalah face validity. Proses validasi dilakukan dengan
menggunakan pendapat pakar untuk mengetahui kesesuaian dan kelayakan model
serta kebenaran logika dan teori dalam model konseptual yang menjelaskan
hubungan input-output model secara masuk akal. Di samping itu, uji validitas
juga dilakukan terhadap kinerja beberapa tehnik yang digunakan yaitu ISM.
Senin, 11 Januari 2016
4 Kuadran dalam Metode ISM
Metode ISM terdiri dari dua tahapan dengan
dua kegiatan utama yaitu penyusunan hirarki dan klasifikasi sub elemen. Klasifikasi
sub-elemen mengacu pada hasil olahan dari RM yang telah memenuhi aturan Transitivity. Hasil olahan tersebut
didapatkan nilai Driver-Power (DP)
dan nilai Dependence (D) untuk
menentukan klasifikasi sub elemen yang digolongkan dalam empat sector (Santoso
dan Marimin, 2001), yaitu :
Sektor 1 : Weak driver-weak dependent variables (Aotonomous). Peubah disektor ini tidak
berkaitan dengan system dan mungkin mempunyai hubungan kecil, meskipun hubungan
tersebut bias kuat
Sektor 2 : Weak driver-strongly dependent variables (Dependent) Peubah
pada sector ini adalah peubah yang tidak bebas.
Sektor 3 : Strong driver-strongly dependent variables (Linkage). Peubah
pada sektor ini harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah dalah
tidak stabil. setiap tindakan pada peubah tersebut akan memberikan dampak
terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak.
Sektor 4 : Strong driver-weak dependent variables (Independet). Peubah pada pada sektor ini merupakan bagian sisa dari system dan disebut
peubah bebas.
Langganan:
Postingan (Atom)